Malaikat itu bernama welly

Kisaran jalan pandanaran semarang tidak asing bagiku, semenjak menginjakan kaki di kota yang dulu disebut kota ATLAS ini, tak jenuh aku singgah di kucingan ( angkringan ) yang ada disekitar situ terutama di kucingan mas yar. Disitu semua jenis rasa bercampur ruah dari mulai bahagia, sedih sampai dengan yang gelisah akan hidup juga ada.
Namun semenjak aku dipindah tugaskan ke kota solo menjadi sangat jarang aku singgah di tempat itu hanya sesekali ketika aku mengunjungi kota penuh kenangan itu. Hingga pada akhirnya aku pun kembali ke kota ATLAS ini.

Ketika kembali dengan kebiasaan lamaku mengabiskan sisa malam di angkringan dengan memandang beribu rupa manusia menjalani hidupnya ada satu warna yang berbeda dibanding ketika dulu aku menikmati sisa sisa malam diangkringan itu.

Ya ada warna baru diangkringan itu….
Dan warna itu berasal dari sesosok manusia yang sering kali di panggil welly velani

welly velani
welly velani

Welly velani hanyalah manusia sama seperti kita dia punya kehidupan dia pun punya angan – angan walau sering kali angan – angan yang ada di alam pikirnya sangat susah diterima. Nama asli welly velani adalah sumarsono walau terkadang ketika ditanya siapa nama aslinya sering kali dia menjawan dengan nama sumarsono bin khotob. Semenjak mulai mengenal dengan sosok ini sering kali terjadi obrolan – obrolan ringan walau terkadang hanya berisi haha hihi saja tapi juga sering kali kata – kata nasehat keluar dari bibirnya.

Ada kalanya aku membenarkan apa yang dikata oleh kebanyakan orang yang ada di angkringan itu, bahwa sosok manusia yang satu ini tidaklah lagi normal alam pikirnya terbukti dengan berbagai cerita yang sering ia lontarkan di sela – sela obrolan ataupun ketika tiba – tiba purnama menyapa. Tentu bukan hal ini yang menjadi catatanku pada tulisanku kali ini.

welly velani
welly velani

Malam ini dalam hatiku berbisik dia baru saja menjadi panjang tangan tuhan untuk kami terutama aku sendiri, mala mini tuhan telah mengajarkan Rahman dan rohimnya kepada kami yang ada disitu melalui seorang welly.
Berawal dari acara nongkrong yang biasa kami lakukan di angkringan masyar dimulai dari obrolan ringan antara aku dan saudara – saudara ku antara lain cak yani, wahyu dan indra disela – sela obrolan ringan itu lelaki paruh waktu yang sering  kali kami panggil dengan nama welly tiba dengan speda kayuhnya dan  sebelum dia bercerita banyak tentang angan – anganya aku sempatkan mengambil beberapa gambar dirinya yang pada akhirnya terjadi obrolan mengenai foto – foto dirinya yang pernah aku abadikan. Bertambahnya waktu bertambah pula yang bergabung diantaranya ada mas gunawan dengan istrinya dan Kristian yang memang menjadi penghuni tetap angkringan ini.

welly velani
welly velani

Obrolan pun menjadi kian seru dari mulai foto sang welly velani sampai dengan membahas hal – hal ringan lainya. Dan tampa di duga dating seorang ibu – ibu yang berjalan menahan lelah dengan perpakaian kain kebaya dan menggunakan topic caping gunung yang menurut cerita beliau berasaral dari daerah Juwana kabupaten Pati. Ternyata ibu itu berjualan bantal tidur yang mana jumlahnya waktu itu ada tiga buah dan pastinya ibu itu menawarkan kepada kami yang ada diangkringan. Rasa iba melihatnya iya itu ada untuk membeli bantal yang ibu itu bawa aku pribadi masih ragu. Namun tanpa di nyana sesosok manusia yang sering aku panggil welly itu menghampiri ibu tersebut dan merogoh beberapa lembar kertas di tas yang selalu dia bawa untuk membeli bantal ibu itu. Pemandangan ini sungguh menjadi tamparan bagiku dan mungkin yang waktu itu ada di angkringan. Seorang welly yang untuk menghidupi dirinya ia dapatkan hanya mengandalkan beberapa lembar dari hasil parkiran yang tak seberapa itu dengan ringanya secara tak langsung membantu ibu itu. Dan bagaikan cambuk bagi kami yang katanya waras – waras ini langsung juga ikut membantu ibu itu dan pada akhirnya bantal yang ibu itu bawa terjual semua dan ibu itu akhirnya bisa pulang kerumahnya, diantarkan ke terminal terboyo oleh mas – mas gojek yang di pesan salah satu saudara yang ada di angkringan tersebut.


Semoga selamat sampai rumah njih bu….
Terima kasih tuhan atas pemandangan ini…..
Terima kasih welly velani alias sumarsono bin khotob…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Appliance - Powered by TurnKey Linux