Yang Tergusur
dulu…
disini kita tertawa bersama
menyapa pagi dengan segelas kopi
dengan sisa – sisa mimpi malam tadi
detik yang terus berdetik
walau lamban namun pasti
berjalan terus berjalan
merangkul waktu dengan sejuta harapan
anak itu pergi ke gedung yang penuh papan
senyum sapa yang terus ada
keramahan yang masih gampang dijumpa
tak seperti mereka yang penuh hiruk – piku namun hampa
namun itu yang mereka bilang bahagia
namun kini semua telah berubah
detik telah menjadi detak
kicau telah menjadi kacau
yah semua telah berubah
tawa telah terganti dengan raungan buldoser
harapan demi harapan telah sirna bersama runtuhnya surga mereka
senyum sapa telah menjadi amarah
keramahan telah menjadi kebencian
mereka menangis
mereka tak rela
mereka tak lagi bisa bernostalgia
apalah daya mereka hanya sekelompok kurcaci
yang apabila digilas pasti akan mati
tapi tahukah kalian
jeritan mereka sanggup menggoyangkan arsy yang begitu megah
arsy yang begitu kokoh jika dibanding dengan gedung – gedungmu
yang telah menggusur surgaku yang lalu
kini kau tertawa
kini kau bangga
semua egomu telah kau terima
aku diam bukan hanya diam
namun aku mengadu pada sang empunya waktu
KJ, Asem Arang 120216